Untuk menetapkan nama atau
identifikasi suatu kuman (bakteri) dari hasil isolasi, diperlukan urut-urutan
pemeriksaan seperti berikut :
1. Reaksi terhadap pewarnaan dan morfologi bakteri.
2. Sifat-sifat pertumbuhan (media) dan morfologi koloni.
3. Pengujian sifat-sifat fisiologis/reaksi biokimia dan
gerak.
4. Reaksi aglutinasi dan presipitasi.
5. Pathogenitet hewan percobaan.
6. Test kulit.
7. Serologi (reaksi pengikat komplemen).
1. Morfologi dan reaksi terhadap pewarnaan.
Untuk mengethui morfologi (bentuk) kuman dan sekaligus reaksi terhadap
pewarnaan, dilakukan dengan pewarnaan Gram. Tetapi jika hanya untuk mengetahui
adanya kuman dan bentuk saja, dapat diperiksa dengan pewarnaan Methylen biru.
Dalam routine di laboratorium, biasanya dipulas
dengan Gram, kecuali bakteri-bakteri tahan asam. Dengan mengetahui Gramnya
suatu bakteri, dapat kita memilih media-media apa yang diperlukan.
Dengan pewarnaan Gram dapat dibagi
bakteri-bakteri itu atas 2 golongan : Gram positif dan Gram negatif.
Gram positif :
a. Semua Bacillus, misalnya: B.substilis, B.anthrax, B.mycoides.
b. Semua Clostridium, misalnya: Cl.tetani, Cl.botulinum,
Cl.Welchii.
c. Semua coccus, misalnya: Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Gaffkya, Tetragena.
d. Semua diphtheroid, misalnya: C.B.diphtheri, C.xerosis, C.Hoffman.
e. Genus Mycobacterium, misalnya: @#$%
tbc, lepra.
f. Treponemataceae
g. Sel-sel ragi (yeast).
Gram negatif :
a. Bakteri-bakteri usus pathogen, misalnya: B typhus dan
paratyphus, B.dysenteri.
b. Bakteri-bakteri usus apathogen: E.coli, E.intermedium,
A.aerogenes, Paracolobactrum.
c. Semua Reisseria, misalnya: Gonococus, Meningococcus dan
Neisseria lain.
d. Semua bacteroid, misalnya: B.fragillis, B.funduliformis.
e. Semua Brucella, misalnya: B.melitensis, B.Ab.Bang.
f. Hemophilus2.
g. Pasteurella.
2. Media (perbenihan, kultur).
Untuk mengisolasi bakteri dari material (bahan) harus ditanam kepebenihan.
Atas dasar pengamatan Gram dan morfologi bakteri, kita dapat memilih media apa
yang diperlukan. Ada juga bahan yang tidak dapat dilakukan pewarnaan Gram,
misalnya terhadap feces, darah. Tetapi dalam hal ini biasanya ada permintaan
dari dokter yang ditujukan terhadap pemeriksaan suatu bakteri, misalnya : pemeriksaan terhadap salmonella atau
shigella atau vibrio (Salmonella bisa terdapat dalam feces dan darah, sedangkan
shigella dan vibrio hanya terdapat dalam feces). Dengan demikian kita
dapat memilih media yang selektif untuk
Gram negati staf atau media yang eksklusif bagi bakteri-bakteri yang
bersangkutan.
Bagaimana cara menanam dari
material-material tersebut lihat halaman 28, dan
bagaimana ciri-ciri (morfologi) koloninya lihat halaman
26. Di bawah ini diberikan contoh-contoh media yang diperlukan untuk
mengisolasi bakteri-bakteri.
Media: Untuk
bakteri-bakteri:
1. Agar biasa dan bouillon :
Streptococcus, Staphylococcus.
2. Agar
darah dan bouillon darah : Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Hemophilus influensa.
3. Endo. S.S.agar, Leifson : Salmonella dan Shigella.
4. Wilson-Blair : Salmonella typhi.
5. Eosin Methylen Blue (E.M.B.agar) : Shigella.
6. Levinthal pelat agar : Hemophilus influensa.
7. Lowenstein,
Finlayson, Dubos : Mycobacterium tuberculose.
8. Alkalis pepton : Enrichment untuk Vibrio.
9. Gaal,
Tetrathionat : Enrichment untuk Salmonella.
10. Telluriet, Loffler : Corynebacterium diphtheriae.
11. Agar darah-kentang-glycerin : Hemophilus pertusis.
12. Soda agar, TCBS, Dieudonne : Vibrio (kolera dan
ElTor).
13. Vervoort
dan Noguchi : Leptospira.
14. Tarozzi
bouillon : Clostridium (anaerobe).
15. Sabouraud
agar : Ragi, Saccharomyces, Fungi, Torula, Monilia.
dll.
3. Reaksi
Bio-Kimia.
Untuk
membantu determinasi atau identifikasi suatu mikroba diperlukan pengujian
sifat-sifat physiologik terhadap beberapa macam gula. Daya fermentasi
(peragian) terhadap karbohidrat dari kuman-kuman itu satu sama lain
berbeda-beda. Secara pasti sukar dimengerti mengapa suatu kuman dapat meragikan
salah satu gula, sedangkan gula yang lainnya tidak. Padahal jika ditinjau dari
sudut emphiris, gula itu adalah sama. Hal ini
disebabkan mungkin adanya perbedaan letak atom-atom H dan OH di sekitar atom C.
Gula-gula yang dipakai adalah
monosaccharida, disaccharida, trisaccharida. Tiap jenis gula terdapat dalam
air-pepton, kadarnya kira-kira 1%. Dalam tabung-tabung peragian ini dimasukkan
satu tabung kecil letaknya terbalik, untuk menampung gas yang terbentuk. Tabung
peragian ini disebut ”tabung Durham”.
Untuk mengetahui adanya peragian atau tidak maka ke dalam perbenihan
dibubuhi suatu indikator sebagai petunjuk asam dan basa. Indikator yang
biasanya dipakai dalam peragian gula-gula ini, ialah :
a. Azolitmin, dalam keadaan netral atau sedikit basa
warnanya violet (ungu), dalam keadaan asam warnanya kuning.
b. Phenol-red, dalam keadaan netral atau sedikit basa
warnanya merah dan dalam keadaan asam warnanya kuning.
Bila suatu bakteri ditanam ke peragian ini, maka terdapat 3 kemungkinan :
1. Bakteri tidak meragikan gula atau terbentuk alkalis sedikit,
sehingga warna indikator dalam tabung peragian tidak berubah. Kita catat
sebagai : Peragian negatif (-).
2. Bakteri meragikan gula, tidak membentuk gas. Karena adanya
peragian ini terbentuk asam yang menyebabkan warna indikator berubah dan
perubahan ini dapat dilihat. Kita catat sebagai : Peragian positif (+).
3. Bakteri meragikan gula dan membentuk gas, terjadi
perubahan indikator dan gas yang terbentuk masuk ke dalam tabung Durham. Gas
ini dapat kita lihat, yaitu isi tabung Durham jernih. Kita catat sebagai :
Peragian positif dan membentuk gas (+g).
Untuk melakukan pemeriksaan reaksi bio-kimia, di laboratorium disebut
”jajaran warna” (jajaran panjang) mungkin karena tutup macam-macam gula itu
berwarna-warni. Jajaran warna secara routine
biasanya terdiri dari :
a. Agar miring.
b. Glukose.
c. Lactose.
d. Seitz.
e. Mannit.
f. Maltose.
g. Saccharose.
h. Indol.
i. Methyl red.
j. Simon citrat.
k. Voges Proskauer.
l. Urea.
m. T.S.A (T.S.I).
n. Semi-solid.
Sesudah 1-2 hari disimpan pada suhu 37°C (kecuali semi-solid disimpan pada
suhu kamar), hasil reaksi dan peragian dapat dibaca.
Cara melakukan
pemeriksaan reaksi biokimia.
Pemeriksaan reaksi biokimia, pada
umumnya dilakukan terhadap Gram negatif staf. Material yang telah ditanam pada
media untuk Gram negatif staf, seperti Endo agar, S.S. agar dan Leifson secara
apusan, sesudah dikeram pada inkubator 37°C
selama 24 jam, tumbuhlah koloni-koloni bakteri. Pilihlah koloni-koloni yang rein, kemudian dengan jarum diambil 1 koloni
dan ditanam ke perbenihan bouillon 1 ml. Bouillon dieram
pada suhu 37°C kira-kira 30 menit, seterusnya ditanam kejajaran warna seperti
di atas, dengan ose dan jarum. Untuk citrat, urea, T.S.A. dan semi solid
ditanam dengan jarum, selainnya dengan ose.
~
Citrat : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian
goreskan pada permukaan citrat agar.
~
Urea : Penanaman dilakukan dengan melakukan goresan
pada permukaan urea-agar.
~
T.S.A : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian
goreskan pada permukaan.
~
Semi-solid : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian jarum ditarik
pelan-pelan, melihat gerak.
Penanaman harus secepat mungkin dan aseptis.
4. Agglutinasi dan presipitasi.
Reaksi agglutinasi dilakukan di atas gelas-objek yang bersih, sedangkan
reaksi presipitasi dilakukan pada tabung kecel,
dengan memakai antiserum. Antiserum diperoleh dengan menyuntik kelinci beberapa
kali dengan kuman yang telah dimatikan. Darah kelinci diambil sesudah dibiarkan
membeku dan diputar maka cairan yang jernih sebelah atas tabung putar terdapat
serum yang mengandung antibody, misalnya : agglutinin atau presipitin. Serum
ini di laboratorium disebut antiserum. Antiserum ini beragglutinasi dengan
bakteri yang homolog (sebagai agglutinogen) ran
reaksinya adalah khas (spesifik).
Reaksi agglutinasi antara lain dilakukan terhadap pemeriksaan : Salmonella,
Shigella, Pneumococ, Vibrio. Sedangkan presipitat antara lain dilakukan
terhadap pemeriksaan : Brucella, Anthrax (Ascoli test), Yeast dan Fungi, dll.
Sebagai contoh dapat dikemukakan di
sini :
a) Pada pemeriksaan feces (tinja) dari seorang pasien dapat
dipisahkan sejenis bakteri yang menurut sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat
biokimianya seperti kuman typhus (Salmonella typhi). Berdasarkan pengamatan
sifat-sifat ini saja belum dapat ditetapkan diagnosa, pemeriksaan harus dilengkapi
dengan agglutinasi dengan antiserum typhus. Bila terjadi agglutinasi positif,
barulah dapat diberikan/ditetapkan nama kuman tadi. Sebaliknya jika agglutinasi
negatif, pasti bukan kuman typhus (Salmonella typhi).
b) Demikian juga halnya jika dari urine pasien dapat
diisolasi suatu kuman yang sifat-sifat pertumbuhannya dan sifat-sifat
biokimianya sama dengan kuman paratyphus, untuk memastikan diagnosa, harus dilengkapi
dengan agglutinasi antiserum2 paratyphus.
c) Begitu juga kalau dari feces penderita dapat diisolasi
suatu kuman yang sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biokimianya sama dengan
Shigella. Maka untuk menetapkan diagnosa dan penetapan jenis Shigella tersebut
harus dilanjutkan dengan pemeriksaan agglutinasi, dengan mempergunakan
antiserum2 Shigella.
Dari contoh-contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menetapkan
diagnosa/nama bakteri yang dapat diasingkan, misalnya untuk Salmonella,
Shigella, Vibrio harus dilengkapi dengan agglutinasi.
5. Pathogenitet hewan percobaan.
Untuk menetapkan diagnosa terhadap beberapa kuman penyakit diperlukan
percobaan hewan. Hewan atau binatang yang dipergunakan harus sensitif
(peka = rentan) terhadap kuman yang bersangkutan. Pada hewan-hewan percobaan
tersebut harus dijumpai kembali kuman-kuman tersebut, atau menimbulkan
gejala-gejala yang spesifik (Postulate Koch).
Contoh-contoh :
›
Mycobacterium
tuberculose type human dan bovine sensitif terhadap marmut. Tipe bovine saja sensitive terhadap sapi dan
kelinci dan sapi.
›
Pasteurella pestis sensitive terhadap marmut.
›
Pneumococcus
sensitive terhadap tikus putih kecil.
›
Percobaan rabies
binatang kera dan tikus putih kecil (Habel mouse test).
6. Test
kulit.
Beberapa
kuman memerlukan test kulit untuk memperlengkapi
diagnosa. Contoh yang dilakukan test kulit, ialah :
a.
Beta Streptococus.
b.
Pneumococcus.
c.
Myc.tuberkulose.
d.
C.diphtheriae.
e.
Brucella.
f.
Yeast dan Fungi, dll.
7. Serologi.
Beberapa
penyakit dapat diperiksa dengan “complement fixation test” (reaksi pengikat
komplemen). Untuk reaksi ini diperlukan : ekstrak-antigen, amboceptor,
serum-pasien, eritrosit biri-biri dan serum
komplemen. Cara-cara melakukan complement fixation test, lihat diktat serologi.
Yang dapat diperiksa dengan test ini, antara lain:
a. Gonococcus (gonorrhoea).
b. Brucella.
c. Yeast dan Fungi.
d. Treponema (penyakit syphilis), dll.
Di dalam routine
(pekerjaan sehari-hari) pemeriksaan bakteri hanya dilakukan dengan: pewarnaan,
kultur (media), reaksi biokimia, agglutinasi dan percobaan hewan.
sumber dari mana??
BalasHapusReferensinya dari mana?
HapusPosting Komentar