keymazk.wordpress.com |
1. Karbohidrat (gula-gula).
Untuk mengetahui apakah kuman dapat meragikan gula-gula atau tidak. Jika
diragikan apakah terbentuk gas, yang dapat dilihat dalam tabung Durham. Dari
peragian ini dapat diambil beberapa penafsiran :
~
Golongan coli dapat meragikan gula-gula di atas dan membentuk gas.
~
Paracolobactrum tidak dapat meragikan laktosa dan saccharosa, gula yang
diragikan terbentuk gas.
~
Salmonella dan Shigella tidak dapat meragikan laktosa dan saccharosa.
~
Salmonella paratyphus membentuk gas pada gula-gula lain yang diragikan,
sedangkan Salmonella typhi tidak membentuk gas.
~
Shigella juga tidak membentuk gas pada gula yang diragikan, kecuali Shigella New Castle dapat membentuk gas.
~
Vibrio baik biotype klasik maupun biotype ElTor hanya tidak dapat meragikan
gula laktosa pada jajaran warna, tetapi tidak membentuk gas pada gula-gula yang
diragikan.
2. Seitz.
Seitz itu hanya untuk mengetahui apakah bakteri itu dapat membentuk asam
atau basa.
3. Semi-solid.
Semi solid, gunanya untuk mengetahui apakah bakteri dapat bergerak (motile)
atau tidak bergerak (nonmotile). Bakteri-bakteri yang bergerak akan naik
kepermukaan semi-solid, sedangkan bakteri-bakteri yang tidak bergerak hanya
tumbuh pada tempat tusukan saja. Pada semi-solid
tumbuhnya bakteri kelihatan seperti awan (embun) putih.
Contoh : Gerak +
1) Serum vibrio.
2) Serum salmonella (kecuali S.gallinarum dan B.pullorum
pada burung).
3)
Golongan coli
(kecuali A.Aerogenes).
4)
Malleomyces
Pseudomallei.
dll.
Contoh : Gerak –
1)
Semua gol. shigella.
2)
Semua gol. coccus.
3)
Pasteurella pestis.
4)
Semua klebsiella.
5)
Malleomyces mallei.
6)
Aerobacter aerogenes.
dll.
4.
Indol test
Untuk test
ini dipakai perbenihan air pepton yang mengandung trypthopan. Pepton yang
banyak mengandung trypthopan ialah : Pepton-witte dan Bactopepton. Syarat
perbenihan air pepton ialah harus bebas dari glukosa, karena jika ada glukosa,
kuman meragikan glukosa menjadi asam. Suasana asam ini mencegah bekerjanya
enzyme proteolytic untuk mencernakan tryptophan.
Prinsip reaksi :
Bakteri yang ditanam pada air
pepton, akan memecahkan tryptophan menjadi indol, skatol dan alanin. Indol
dengan reagensia indol berwarna merah (rose). Warna merah ini dapat disebabkan
oleh : methyl-indol dan alanine (hasil ikutan). Ada beberapa cara untuk mengetahui
terbentuknya indol ini.
A.
Menurut Ehrlich.
R/ Paradimethylaminobenzaldehyde : 1 gram.
Asam chlorida (HCl) pekat pa. : 20 ml.
Alkohol absolut (96%) : 95 ml.
Pemakaian :
Kepada perbenihan air pepton yang
telah ditanam dengan bakteri 37°C selama 1-2 hari, ditetesi dengan beberapa
tetes reagensia. Terbentuk lapisan berwarna merah antara biakan dengan
reagensia, reaksi indol positif. Jika tidak terbentuk warna merah, reaksi indol
negatif. Jika tabung digoncang, warna merah larut, tambah lagi reagensia.
Untuk mengetahui warna merah yang
terjadi benar-benar karena indol atau karena reaksi ikutan, dapat dilakukan
sebagai berikut :
a) Kepada tabung yang positif tadi dibubuhi dengan
chloroform, kocok. Tabung dibiarkan berdiri pada rak. Jika warna merah tetap
ada di dalam larutan chloroform, reaksi Indol positif (warna merah bukan karena
methylindol atau alanine).
b) Kepada perbenihan air pepton yang telah ditanam seperti
di atas, dibubuhi dengan campuran reagensia + kaliumpersulfat jenuh sama banyak
(aa). Warna merah yang terjadi di sini, hanya disebabkan oleh Indol saja.
B. Menurut Kovacs (modifikasi).
R/ Paradikethylaminobenzaldehyde : 5 gram.
Amylalkohol pa. : 75 ml.
Asam chlorida pekat pa. : 25 ml.
Pemakaian :
Beberapa tetes kepada perbenihan
telah ditanam dengan bakteri, terjadi warna merah maka reaksi Indol positif.
Jika sesudah ditetesi dengan reagensia Indol berwarna kuning, berarti Indol
negatif.
Reagensia Indol
ini senantiasa disimpan dalam lemari es dan warnanya kuning.
5.
Methyl-red test (Clark dan Lubs).
Perbenihan
yang dipakai ialah air-pepton yang mengandung glukosa 5%
(glucose-phosphat-medium), sudah ditanam dengan bakteri, inkubator pada 37°C
selama 1-2 hari ditetesi dengan indikator Methyl-red.
Prinsip : M.R. test
gunanya untuk mengetahui apakah bakteri dapat membentuk H-ion yang banyak,
sehingga pH di bawah 5 (asam). Keadaan asam ini bila ditetesi dengan reagensia
M.R. terjadi warna merah pada lapisan permukaan. Terbentuknya warna kuning :
negatif.
Reagensia M.R:
0,1 gram methyl-merah
dilarutkan dalam 300 ml alkohol 95-96%, sesudah larut ditambah air sampai
volume menjadi 500 ml. Reagensia ini senantiasa disimpan dalam lemari es.
6.
Voges Proskauer test.
Medium
yang digunakan ialah sama dengan untuk M.R. test, yaitu glucose-phosphat-medium.
Prinsip : V.P. test
gunanya untuk mengetahui apakah bakteri sanggup membentuk acetyl metyl carbinol
dari glukosa yang ada dalam medium. Acetyl metyl carbinol ini adalah hasil dari
pertengahan dari pencernaan glukosa. Dalam suasana alkalis, acetyl metyl
carbinol membentuk warna merah pada lapisan sebelah atas dengan reagensia-reagensia
Voges Proskauer.
Untuk mengetahui terbentuknya acetyl
metyl carbinol dapat diperiksa dengan bermacam-macam reagensia, yang terbaik
menurut Barrit.
A.
Dengan reagensia
Barrit.
1) Kepada
1 ml kultur yang telah di-eram 1-2 hari pada
37°C ditambah dengan 0,6 ml alpha-naftol 5% dalam alkohol + 0,2 ml KOH 40%. Campur dan dalam 5-20 menit terbentuk warna merah-jambu,
acetyl metyl carbinol positif (V.P. positif).
2) Ada juga dilakukan sebagai berikut: kepada perbenihan 5
ml yang telah ditanam dengan bakteri, sesudah dieram
37°C selama 1-2 hari ditetesi dengan beberapa tetes KOH 16% + beberapa tetes 5%
alpha-naftol. Terbentuk warna merah jambu pada
lapisan permukaan : V.P. positif. Terbentuk warna hitam : V.P. negatif. Yang
paling umum dipergunakan adalah dengan reagensia menurut Barrit.
B. Dengan reagensia O’Meara.
Kepada 2 ml kultur + beberapa tetes
NaOH (KOH) 40% yang mengandung reatin 0,3%. Campur dan bila terbentuk warna
merah-eosin dalam waktu kira-kira 15 menit, V.P. positif. Pembentukan warna
merah tidak boleh lewat dari 4 jam.
C. Dengan reagensia Werkman.
Kepada 5 ml kultur + 2-3 tetes FeCl3 kemudian
ditambah dengan 10% NaOH (KOH) sama banyak, kocok sampai bercampur. Terbentuk
warna merah pada permukaan medium, V.P. positif.
7. Simon Citrat (Levine Koser).
Medium citrat sama dengan agar miring, warnanya hijau karena dibubuhi
dengan indikator bromthymolblue.
Prinsip : Untuk
mengetahui apakah bakteri-bakteri yang ditanam pada citrat, sanggup memecahkan
Natrium-citrat, yang terdapat dalam medium menjadi NaOH dan asam citrat. Jika
dapat dipecahkan maka suasana medium menjadi alkalis (basa) yang menyebabkan
medium menjadi biru karena adanya indikator bromthymolblue. Jika tidak
dipecahkan maka citrat tidak menjadi alkalis dan warnanya tetap hijau.
IMVIC test.
Indol test, Methyl-red, Voges
Proskauer dan Simon citrat, lazim dinamakan “IMVIC test”. Imvic test ini untuk
membedakan (differensiasi) gol.coli. Ketiga jenis bakteri dari gol.coli pada
Imvic test adalah sebagai berikut :
No
|
Jenis
Bakteri
|
I
|
M
|
V
|
C
|
1
|
Escherisia coli
|
+
|
+
|
-
|
-
|
2
|
Esch. intermediet
|
-
|
+
|
-
|
+
|
3
|
Aerobacter
aerogenes
|
-
|
-
|
+
|
+
|
(IO = uitilation citrate)
8.
Urea-agar.
Perbenihan ini gunanya untuk mengetahui apakah
bakteri dapat memecahkan urea atau mempunyai enzym urease.
Prinsip :
Bila urea dipecah oleh enzym urease
akan terbentuk : 2 NH3 + CO2. NH3 ini menyebabkan suasana alkalis sedikit dan dengan indikator
phenol-merah pada medium menyebabkan warna merah jambu.
Perbenihan
warna merah jambu, Urea test positif.
9.
T.S.A. (T.S.I. =
Triple Sugar Iron Agar)
T.S.A.
berisi 3 macam gula, yaitu : glukosa, laktosa, saccharosa. Yang sama fungsinya
dengan T.S.A. adalah K.I.A. (Kligler Iron Agar), di dalamnya hanya terdapat 2
macam gula : laktosa dan glukosa. Indikator dipakai phenol-red, sehingga T.S.I.
(KIA) ini warnanya merah.
Prinsip :
Bila bakteri dapat memecahkan
ferroammoniumsulfat dan protein yang mengandung S menjadi H2S. Asam
sulfida yang terbentuk ini dengan Fe++ menjadi FeS yang berwarna
hitam. Warna hitam ini nampak pada garis tusukan media.
~
Terbentuk H2S atau warna hitam :
T.S.A. positif.
~
Tidak terbentuk H2S :
T.S.A. negatif.
Medium ini terutama digunakan untuk membedakan dan sebagai biakan muka
(biakan awal) dalam pemeriksaan golongan Salmonella, Shigella, Vibrio dan
golongan Coli.
10. Perbenihan Endo-agar.
Medium Endo-agar untuk mengisolasi bakteri-bakteri usus Gram negatif staf, dalam mana dapat dibedakan (differensiasi)
koloni-koloni dari coli-aerogenes dengan bakteri-bakteri usus pathogen
(Salmonella, Shigella dan Vibrio). Bakteri-bakteri Gram negatif staf apathogen
(coli aerogenes) membentuk koloni-koloni yang merah dengan/tanpa merah kilat
logam. Sedangkan bakteri-bakteri pathogen yang tidak meragikan laktosa,
membentuk koloni ynag tidak berwarna seperti titik air (Salmonella, Shigella
dan Vibrio).
Prinsip Endo.
Perbenihan Endo-agar mengandung
bermacam-macam bahan, antara lain : laktosa, fuchsin-basis
dan Na-sulfit.
a. Fuchsin dengan Na-sulfit membentuk senyawa yang tidak
berwarna ”leucofuchsinsulfit”, yang sifatnya labil dan mudah direduksi.
b. Misalnya kita tanam E.coli pada Endo, maka coli ini
memecahkan laktosa menjadi aldehyde, seterusnya menjadi asam gula. Aldehyde
mempunyai sifat yang mereduksi.
c. Oleh aldehyde leucofuchsinsulfit direduksi menjadi
fuchsin dan sulfit kembali, sehingga pada tempat (koloni) E.coli tumbuh terjadi
penguraian. E.coli mempunyai ciri koloni : merah kilat logam. Sedangkan
koloni-koloni E.intermedium dan Aerobacter aerogenes mempunyai koloni-koloni
yang merah jambu tanpa merah kilat logam.
Bakteri yang
tidak memecahkan laktosa seperti : Salmonella, Shigella, Vibrio tidak berwarna.
11.
Perbenihan
Wilson-Blair (Bismuth Sulfite Agar).
Perbenihan
W.B.agar khusus unuk mengisolasi bakteri typhus (Salmonella typhi). Bahan-bahan yang terdapat dalam medium ini, antara lain : Bismuth ammonium-citrat
dan Na-sulfite.
Prinsip :
Bakteri (S.typhi) yang dapat
menguraikan Bismuth ammonium-citrat dan Na-sulfite, sehingga terbentuk
Bismuth-Sulfite yang warnanya hitam. Koloni-koloni dari S.typhi pada W.B.agar
berwarna hitam dan dikelilingi oleh suatu daerah yang menghitam. Jika dilihat
dengan cahaya memantul, maka daerah ini menunjukkan kilat logam. Salmonella
lain seperti : S.paratyphi A, S.typhimurium, S.cholera suis, membuat
koloni-koloni yang berwarna hijau dan mendatar.
12. Perbenihan Tarozzi bouillon.
Tarozzi bouillon untuk bakteri-bakteri yang anaerob. Di dalamnya terdapat
potongan-potongan hati, kalsium karbonat dan paraffine.
a. Bouillon untuk pertumbuhan bakteri (media).
b. Potongan hati, gunanya untuk menetralkan hydrogen
peroksida (H2O2) dari udara, karena hati itu mengandung
enzym katalase.
c. Kalsium-karbonat, gunanya untuk menetralkan asam yang
mungkin terbentuk.
d. Paraffin yang terdpat pada permukaan medium, untuk
mencegah supaya udara jangan masuk ke dalam perbenihan Tarozzi bouillon.
Posting Komentar