Translate


medchrome.com
1.     Pendahuluan.
            Sebagian besar staphylococcus apathogen, hidup sebagai komensal pada tubuh manusia, misalnya pada kulit, tenggorokan, hidung, mulut. Banyak juga dijumpai pada debu-debu, di udara, makanan-makanan, dalam minuman-minuman dsb. Tetapi beberapa jenis dari staphylococcus dapat menyebabkan penyakit, terutama menyebabkan infeksi pada luka-luka (pyogenes). Diantaranya ada juga menyebabkan keracunan makanan, karena mengeluarkan racun (exotoxin). Jenis staphylococcus yang dapat menyebabkan penyakit, ialah :
~         Micrococcus pyogenes var.aureus. (Nama lama : Staphylococcus aureus).
~         Micrococcus pyogenes var.albus (Nama lama : Staphylococcus albus).
Staphylococcus ini dapat menyebabkan :
    infeksi-infeksi pada luka.
    furunkel (bisul, radang kulit), karbunkel (bisul-bisul yang berkumpul).
    abses (rongga berisi nanah).
    osteomyelitis akut (radang sumsum tulang).
    infeksi saluran kencing.
    mastitis (radang payudara).
    catarrhe urinary (radang selaput lendir dari saluran kencing).
    sepsis, septicaemia, pyaemia, dll.
Bila suatu bakteri masuk ke dalam darah dan belum berkembang biak disebut ”bacteriaemia”. Jika bakteri sudah berkembang biak sehingga tuan rumah sakit disebut “septicaemia”. Jika bakteri yang masuk ke dalam darah disertai dengan pembentukan nanah yang turut beredar dalam aliran darah, keadaan ini disebut “pyaemia”. Seandainya septicaemia dan pyaemia menjadi satu, keadaan ini disebut “septicopyaemia”, umumnya dinamakan “sepsis” saja (peracunan darah). Sepsis sangat berbahaya, tetapi dalam keadaan infeksi tidak selalu terjadi sepsis.

2.     Sifat-sifat staphylococcus.
Gram positif, bentuknya bulat berkumpul-kumpul seperti buah anggur. Aerobe dan fakultatif anaerobe. Tumbuh dalam media biasa, suhu optimium 37°C. Mengeluarkan beberapa pigmen.
Meragikan beberapa karbohidrat tanpa gas, misalnya : glukosa, laktosa, saccharosa, mannitol. Dapat melunakkan gelatin dan mengentalkan susu serta membentuk asam.

3.     Jenis-jenis staphylococcus (micrococcus).
a.     Staph.aureus (Micrococcus pyogenes var.aureus). mengeluarkan pigmen kuning-emas (aurum), pathogen.
b.    Staph.albus (Micrococcus pyogenes var.albus). mengeluarkan pigmen putih (albus), pathogen.
c.     Staph.citreus, mengeluarkan pigmen kuning jeruk (citrun), tidak pathogen.
d.    Staphylococcus apidermidis, adalah staphylococcus albus yang hidupnya komersal pada kulit.

4.     Pathogenitet.
Staphylococcus mengeluarkan toxin (exotoxin) dan toxin ini ada bermacam-macam.
A.    Exotoxin.
1)  Hemolysin : Exotoxin yang menghancurkan eritrosit. Hampir 80% staph. dapat mengeluarkan hemolysin ini.
2) Fibrinolysin : Exotoxin yang dapat menghancurkan bekuan darah.
3) Leucocidin : Exotoxin yang dapat menghancurkan leukosit (sel-sel darah putih).
4) Necrotoxin : Exotoxin yang dapat merusak kulit.
5) Enterotoxin : Exotoxin yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Pada umumnya terdapat dalam makanan conserveren (makanan yang diawetkan).

B.    Pembikinan koagulase.
Ini adalah enzym yang dapat membekukan plasma darah. Enzym koagulase ini terdapat dalam Staphylococcus pyogenes (staphylococcus yang ganas).

C.    Pembikinan hyaluronidase.
Hyaluronidase, adalah enzym yang menghancurkan sel-sel kulit dan zat-zat yang terdapat di antara sel-sel kulit. Dengan demikian enzym ini mempermudah kuman-kuman staphylococcus atau kuman-kuman lain masuk ke dalam kulit.
Staphylococcus pyogenes (aureus) dapat merusak darah (hemolysis), Staphylococcus albus ada yang hemolysis ada yang tidak. Staph.citreus tidak menghemolysakan darah.

                                                                                                           
           DIAGNOSA.

Caranya :
            Bahan (material) yang diterima biasanya berupa pus (nanah), luka-luka infeksi, dll. Dibuat sediaan langsung dari bahan, disebut ”direct preparat” yang dilakukan dengan pewarnaan Methylenblue dan Gram. Pada direct preparat ini, coccus belum menunjukkan ciri-ciri staphylococcus, belum berkumpul-kumpul. Jadi dari sediaan langsung belum dapat ditetapkan diagnosa.
            Secara aseptis bahan ditanam ke perbenihan agar, agar-darah dan bouillon darah, secara goresan pada media padat dengan memakai ose. Media disimpan dalam inkubator 37°C selama 24 jam. Keesokan harinya perhatikan koloni-koloni yang tumbuh pada media.
Agar biasa      :             Koloni-koloni staphylococcus bulat-cakram, berkilat, besarnya 2-4 mm. Catat warna-warna koloni apakah : albus, aureus atau citreus.
Agar darah      : Koloni-koloni staphylococcus sedikit lebih besar dari agar, perhatikan apakah ada hemolysis beta atau gamma. Dari agar darah ini pun dapat dilihat pigmen staphylococcus.
Bouillon darah : Fungsinya sama dengan agar darah, yaitu untuk melihat adanya hemolysis atau tidak. Jika sebelah atas sediment eritrosit ada warna merah, berarti ada hemolysis (beta hemolysis). Tidak ada warna merah, hemolysis tidak terjadi (gamma hemolysis).

Koloni-koloni yang tersangka staphylococcus, baik dari agar maupun agar-darah, dilakukan pewarnaan Gram. Dalam pewarnaan ini bentuk Staphylococcus sudah jelas. Jika pada agar biasa masih diragukan pigmen staphylococcus, 1 koloni ditanam ke medium Loffler, eramkan 37°C selama 24 jam. Pada Loffler ini warna staphylococcus sudah jelas apakah : albus, aureu atau citreus. Sampai di sini sudah dapat diberikan diagnosa.
Memberikan diagnosa :
1.     Misalnya Gram preparat dari agar/agar darah terdapat Staphylococcus. Pada agar/Loffler warnanya albus. Pada agar darah : anhemolyse (gamma hemolyse).
Diagnosa : Staphylococcus albus anhemolyticus.
2.     jika pada agar/Loffler terbentuk pigmen : aureus dan pada agar darah : hemolysis (beta hemolysis).
Diagnosa : Staphylococcus aureus hemolyticus.

Percobaan koagulase (Staphylococcus aureus).
a)     Sediakan 2 tabung reaksi yang steril, masing-masing dimasukkan 0,5 ml plasma kelinci (plasma manusia) yang diambil dengan antikoagulan citrat.
b)    Kepada 1 tabung dimasukkan 0,5 ml perbenihan Mic.pyogenes var.aureus yang umurnya 24 jam dalam bouillon biasa. Dapat juga diambil dari medium agar miring 24 jam yang disuspensikan di dalam plasma/air garam physiologik.
c)     Tabung lain dipakai sebagai pemeriksaan banding (kontrol) yaitu ditambah dengan 0,5 ml NaCl physiologik.
d)    Tabung kedua rendam dalam waterbath (inkubator) 37°C selama kira-kira 3 jam dan tiap 15 atau 30 menit dilihat apakah terbentuk koagulasi (penggumpalan). Terjadi penggumpalan koagulase test positif.
e)     Tabung kontrol harus negatif, tidak terjadi penggumpalan.
Koagulasi lebih cepat terbentuk bila terdapat juga enzym hemolytic.

Percobaan hewan.
            Staphylococcus aureus yang baru diisolasi dari pasien (luka-luka infeksi), sangat sensitif terhadap kelinci. Sedangkan terhadap tikus putih dan marmut kurang sensitif. Untuk percobaan ini, sedikit dari bahan Staph. dalam bouillon 24 jam , disuntikkan subcutan, sesudah beberapa hari terjadi ”abses local”. Suntikan intraveneus menimbulkan septicaemia atau pyaemia.

Pemeriksaan enterotoxin (keracunan makanan).
            Enterotoxin adalah racun yang menyebabkan gastroenteritis, buang-buang air dan muntah-muntah, terdapat dalam makanan dan daging yang diawetkan. Toxin ini tahan panas (thermostabile), sehingga walaupun makanan dimasak masih dapat menimbulkan gejala-gejala keracunan. Beberapa jenis dari Staphylococcus aureus dapat mengeluarkan enterotoxin.
            Untuk memeriksa enterotoxin dari Staphylococcus ini dapat dilakukan sebagai berikut : filtrat dari biakan staphylococcus dalam bouillon 24 jam, disuntikkan pada anak ayam intraperitonial. Dalam beberapa jam timbul gejala-gejala gastroenteritis : diare, muntah-muntah, berarti enterotoxin positif.

2 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Facebook